Selasa, 10 Maret 2015



ILMU BANGUNAN GEDUNG

A.   Pengertian Ilmu Bangunan
Ilmu bangunan/Ilmu teknik sipil adalah ilmu yang digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan bangunan

Syarat dalam perencanaan bangunan diantaranya:

a)      Bangunan harus dibuat sesuai dengan fungsinya
b)      Luas bangunan, denah, dan tata ruang harus diperhatikan sesuai dengan kegunaan bangunan.
c)      Memperhatikan aspek struktural
d)     Dimensi dari bagian-bagian bangunan harus direncanakan sesuai dengan aturan perencanaan agar memiliki kekuatan yang aman.
e)       Memperhatikan aspek arsitektoris
f)       Selain kekuatan, keindahan bangunan yang meliputi denah, tampak, tata ruang, dan ornamen-ornamen harus diperhatikan.
g)       Memperhatikan aspek ekonomis
h)      Rencana anggaran biaya dibuat seminimal mungkin tanpa harus mengabaikan syarat-syarat yang lain.

Fungsi Bangunan

          Fungsi pembuatan bangunan yang terpenting ialah agar setiap bangunan kuat, dan tidak mudah rusak, sehat untuk ditempati, di samping biayanya relatif murah. Untuk mendapatkan bangunan kuat dan murah tidak perlu konstruksinya terlalu berlebihan. Bila demikian tidak sesuai dengan tujuan dan merupakan pemborosan. Konstruksi bangunan harus diperhitungkan secara teliti berdasarkan syarat-syarat bangunan termasuk perhitungan yang menunjang misalnya mekanika teknik. Keawetan suatu bangunan juga tergantung bahan bangunan yang digunakan, pelaksanaan dalam pembuatan dan juga perawatannya. Di samping hal tersebut di atas faktor lain yang berpengaruh dan perlu mendapatkan perhatian adalah air tanah, gempa bumi, angin dan sebagainya.



          Fungsi bangunan gedung
a)     Fungsi keagamaan merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah yang berupa bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, pura, wihara, dan kelenteng;
b)    Fungsi usaha merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha yang terdiri dari bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan bangunan gedung tempat penyimpanan.
c)     Fungsi sosial dan budaya merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya yang terdiri dari bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum.
d)    Fungsi khusus merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi, atau tingkat resiko bahaya tinggi

B.   Jenis Bangunan
Secara garis besar, bangunan dlm teknik sipil dibedakan menjadi 2:
a.     Bangunan teknik sipil kering (Bangunan gedung dan bangunan transportasi) contoh : Rumah tinggal, Perkantoran, Mall, Jalan Raya, Bandara
b.     Bangunan teknik sipil basah (Hidro) contoh : Bendungan, Saluran irigasi, Pelabuahan, Jembatan.

C.   Bagian-Bagian Bangunan Gedung
Menurut susunannya, pembagian bangunan khususnya bangunan gedung dibagi menjadi 2 yaitu:
a.Bangunan bawah
          Bagian bangunan yang letaknya di bawah lantai : pondasi
Bangunan bawah berfungsi untuk menahan seluruh berat bangunan yang ada di atasnya, kemudian meneruskannya ke tanah. Bangunan bawah harus kuat, tidak mudah bergerak dan stabil. Untuk bangunan sederhana (1 lantai), kedalaman pondasi harus  > 80 cm, dengan tujuan untuk mencapai kedalaman tanah keras, dan agar suhunya stabil. Sedangkan untuk bangunan > 1 lantai, perencanaan pondasi harus diperhitungkan dengan ilmu pondasi.

b.     Bangunan atas
          Bagian bangunan yang letaknya di atas lantai : tembok, kolom, pintu, jendela, ring balk, atap
A.   Pengertian pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

          Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

          Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
          -  Keadaan tanah pondasi
          -  Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
          -  Keadaan daerah sekitar lokasi
          -  Waktu dan biaya pekerjaan
          -  Kokoh, kaku dan kuat

          Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

          Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
          Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

          Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
          - Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat
  pengaruh luar.
          - Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
          - Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Pondasi merupakan satu bagian dari sebuah bangunan yang cukup penting, tanpanya sebuah bangunan tak akan mampu berdiri kuat dan tegak. berikut saya perkenalkan pada agan semua beberapa jenis pondasi.




1. Pondasi Umpak / Telapak (Kiso Daiza Foundation)
            Kegunaanya sebagai penopang , penumpu suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, bahan utama tersusun dari Beton ataupun Batu alam. biasa digunakan untuk rumah tradisional (rumah joglo) pondasi ini menumpu setempat pada tiang-tiang joglo dan tidak ditanam ke dalam tanah, jenis pondasi yang diadopsi dari rumah tradisional Jepang ini cukup efektif menahan gempa namun beresiko terjadi pergeseran posisi bangunan






2. Pondasi Rollag
            Kegunaanya sebagai penopang , penumpu suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, bahan utama tersusun dari pasangan batu bata ataupun batako yang diikat oleh adukan Pasir + PC (semen). cukup sulit untuk mendapatkan gambarnya karena memang pondasi ini jarang digunakan karena dinilai pemasangannya kurang praktis, terlampau rumit dan memerlukan banyak waktu. Pondasi ini banyak digunakan pada bangunan-bangunan tua peninggalan belanda, pada bangunan candi dan archa .








3. Pondasi Batu Kali
            Kegunaanya sebagai penopang , penumpu suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, bahan utama tersusun dari batu kali yang diikat oleh adukan Pasir + PC (semen). Saat ini menjadi pondasi yang paling diminati di residence (Perumahan / pemukiman ) negara Indonesia karena kualitasnya yang baik, harga yang relatif murah, mudah dikerjakan dan mudah didapatkan.








4. Pondasi Beton Tapak / Ceker Ayam (Foot Plat Foundation)

            Kegunaanya sebagai penopang , penumpu suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, bahan utamanya adalah beton dengan konstruksi tulangan di dalamnya. Dengan dikombinasikan dengan pondasi batu kali menerus maka Pondasi Foot Plat ini menjadi pondasi setempat yang paling diminati di residence (Perumahan / pemukiman ) negara Indonesia karena faktor kekuatan dan kepraktisan yang baik dalam pengerjaannya.





5. Pondasi Beton Sarang Laba-laba

            Kegunaanya sebagai penopang , penumpu suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, bahan utamanya adalah beton dengan konstruksi tulangan di dalamnya namun yang unik adalah rangkaian tulangannya yang terangkai seperti sarang laba laba







6. Pondasi Tiang Pancang

            Kegunaanya sebagai penopang , penumpu suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, bahan utamanya adalah beton pracetak atau precast dengan konstruksi tulangan di dalamnya. dipasang dengan cara ditumbuk vertikal sesuai ketentuan ke dalam tanah sampai menapak pada struktur tanah keras yang diijinkan




B. SLOOF
           
Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Gunanya ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.

          Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal satu lantai , lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 12 mm (4 d 12 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.








C. KOLOM
 
Pengertian Kolom dan Fungsinya
          Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
          Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
          Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.


D. PASANAGAN TEMBOK
          Pasangan batu bata pada sebuah dinding rumah maupun gedung merupakan sebuah pekerjaan yang mudah namun sebenarnya membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaanya, pasangan batu bata yang tidak baik akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti dinding retak, dinding bergelombang, dinding miring atau bahkan akibat yang paling fatal yaitu kerobohan pasangan dinding batu bata.
          Pekerjaaan pasangan batu bata biasanya dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran, pekerjaan acian, amplas dinding kemudian finishing cat atau walpapaer dinding, jarak antara masing-masing pekerjaan tersebut sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu yang cukup sehingga didapatkan hasil pengerasan sempurna dan kualitas pekerjaan pasangan dinding bata yang baik.
          Dalam pembuatan campuran adukan untuk pasangan batu bata harus sesuai standar takaran perbandingan penggunaan material agar tidak terjadi kegagalan, misalnya keruntuhan akibat kekurangan semen sebagai bahan pengikat pasangan batu bata. perbandingan campuran adukan yang umum digunakan antara lain 1 pc : 6 ps yaitu dengan perbandingan penggunaan bahan bangunan satu ember semen dicampur dengan enam ember pasir. perbandingan ini menyesuiakan rencana kualitas dinding serta pada posisi mana dinding dipasang apakah berhubungan langsung dengan cuaca luar atau pada lokasi yang terlindung.
          Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok, tembok batu diberi pilaster.  Pilaster ini gunanya untuk memperkuat kedudukan tembok agar kuat mendukung beban di atasnya. Pasangan pilaster pada umumnya dipasang ditempat  tempat tertentu dengan ukuran sesuai kebutuhan, ada kalanya pilaster sebagai hiasan (pemanis) ruangan belaka. Cara memasang pilaster tetap mengacu pada ikatan pasangan yang berlaku untuk tebal tembok yang telah ditentukan oleh ukuran pilaster tersebut, sedang ikatan untuk tembok disebelahnya tetap digunakan seperti aturan terdahulu. Untuk itu diberikan beberapa contoh pilaster pada pertemuan ½ pasangan batu bata. Dengan penggambaran siar satu garis.
Tembok lurus ½ bata pakai pilaster dengan batas pasangan gigi bertangga.
Gambar diatas merupakan sebuah contoh sambungan pasangan batu bata








Pertemuan tembok sudut, ikatan ½ batu pakai pilaster.


          Selain pasangan batu bata terdapat juga alternatif material lain yang dapat digunakan dalam pekerjaan dinding rumah seperti, multriplek rangka kayu, dinding gypsum rangka hollow, dinding bambu dan sejenisnya. namun karena kemudahan dalam mendapatkan dan biaya terjangkau menjadikan batu bata sebagai pilihan pertama dalam membangun rumah.
          Jika kita hendak mengerjakan sebuah pasangan batu bata mungkin terlebih dahulu memperkirakan jumlah kebutuhan batu bata yang akan dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan, Berapa kebutuhan batu bata per meter ? Jumlah batu bata yang diperlukan untuk membuat dinding seluas 1 m2 berkisar antara 60 buah sampai dengan 80 buah tergantung jarak spesi adukan dinding dan ukuran batu bata. mengenai perhitungan jumlah kebutuhan batu bata secara detail dapat dilihat pada artikel yang khusus membahas tentang 
 Bottom of Form
E. PLESTERAN
          Plesteran, mungkin kita sudah sering mendengar istilah tersebut, bahkan mungkin saja sudah paham betul tentang fungsi dan cara pengerjaannya. Plesteran dalam dunia bangunan memang identik dengan dinding atau tembok, namun, banyak pekerjaan yang lain yang juga menggunakan pekerjaan plesteran, misalkan saja saluran air, talud, dll.

          Lalu, apa sih sebenarnya plesteran itu?, plesteran adalah suatu lapisan yang biasa di pakai sebagai lapisan penutup pasangan. Jika kita kerucutkan ke pengertian plesteran dinding, maka plesteran merupakan lapisan yang di gunakan untuk penutup pasangan dinding/tembok.

Fungsi dari plesteran tembok/dinding antara lain:
  • Sebagai pelindung tembok/dinding dari pengaruh cuaca
  • Menambah kekokohan atau kekuatan dinding/tembok
  • Meratakan permukaan dinding/tembok
Itu beberapa fungsi atau manfaat dari plesteran dinding/tembok, masih ada manfaat lainnya, tapi tiga poin di atas merupakan fungsi yang bisa di bilang sebagai fungsi pokok. Untuk pasangan plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat, diantaranya adalah:
  • Permukaan harus rata dan tegak
  • Ketebalan plesteran antara 11 mm - 16 mm
  • Tidak ada retak-retak pada plesteran



F. RANGKA ATAP
            Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

          Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

          Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
         


         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar